LAPORAN PRAKTIKUM KOLOID

Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid

Judul Praktikum
Mengidentifikasi sifat-sifat koloid

Tujuan Praktikum
Mengetahui sifat-sifat koloid

Tinjauan Pustaka
Koloid merupakan bentuk campuran yang terletak antara larutan dan suspens. Koloid dan suspensi merupakan campuran yang bersifat heterogen tidak bisa bercampur, sedangkan larutan merupakan campuran yang bersifat homogen. Koloid memiliki sifat yang berbeda dengan suspensi dan larutan. Sifat khusus koloid timbul akibat partikelnya yang yang lebih besar dari pada partikel larutan. 

Larutan koloid termasuk larutan homogen yang mengangandung partikel dengan berat molekul sebesar >20.000 dalton, sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan tekanan onkotik dan volume intravaskuler. Partikel ini tidak dapat digabungkan atau dipisahkan dengan filtrasi atau sentrifugasi seperti komponen dari darah. Koloid dapat dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu golongan protein dan non-protein (disebut juga menjadi golongan derivate plasma dan semisintetis). 

Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan fase terdispersinya menjadi tiga, yaitu sol (fase terdispersi berupa zat padat), emulsi (fase terdispersi berupa zat cair), dan buih (fase terdispersi berupa gas). Selanjutnya sol, emulsi dan buih dikelompokkan lagi berdasarkan medium pendispersinya.
·         Sol: sol padat, sol cair (sol), dan sol gas (aerosol padat).
·         Emulsi: emulsi padat (gel), emulsi cair (emulsi), dan emulsi gas (aerosol cair).
·         Buih: buih padat dan buih cair (buih).

Alat dan Bahan
Larutan yang digunakan, yaitu:
Garam dapur, aquades, susu cair, tawas, pasir, HCl pekat

Langkah Kerja
1. Masukkan 10gr garam dapur ke dalam erlenmeyer, kemudian larutkan dengan 100ml aquades, beri label sebagai erlenmeyer A.
2. Masukkan 100ml susu cair ke dalam aquades, beri label sebagai erlenmeyer B.
3. Masukkan 10gr pasir ke dalam erlenmeyer, kemudian tambahkan air goyang erlenmeyer, beri label sebagai erlenmeyer C.
4. Lakukan penyinaran dengan senter terhadap erlenmeyer A, amati jalan sinarnya. Lakukan hal yang sama pada erlenmeyer B dan C.
5. Ambil 20ml campuran A, B, dan C. Saring masing-masing campuran dengan kertas saring. Amati filtrat yang diperoleh.
6. Siapkan 2 tabung sentrifugi. Isi tabung pertama dengan campuran A dan tabung kedua dengan campuran B hingga dua pertiganya. Lakukan sentrifugasi selama 15 menit pada kecepatan 2000 – 3000 rpm. Amati perubahan yang terjadi.
7. Ukur pH campuran A dan B. Turunkan pH masing-masing campuran sebanyak 2 satuan dengan menambahkan HCl pekat. Amati perubahan yang terjadi.
8. Ambil 20ml masing-masing campuran A dan B. Masukkan dalam gelas beker terpisah. Tambahkan 2 gr tawas ke dalam tiap campuran, diamkan selama 20 menit. Amati perubahan yang terjadi.

Pembahasan
Perlakuan pertama kami menyinari masing-masing erlenmeyer A, B, dan C dengan menggunakan lampu senter. Pada erlenmeyer A yang berisi larutan garam, terlihat cahaya yang tembus, berkas sinar diterukan satu arah. Dalam campuran ini berkas sinar hanya berjalan lurus tanpa penghaburan saat melewati larutan garam tersebut. Dapat diindikasikan bahwa campuran pada erlenmeyer A merupakan larutan sejati. Pada erlenmeyer B ketika diberikan cahaya senter cahaya disini tidak tembus dengan baik (sedikit tembus). Berkas sinar tersebut dihamburkan dalam mediumnya yang menyebabkan berkas sinar tersebut melebar dan menyebar. Hal ini disebabkan karena partikel-partikelnya mempunyai ukuran partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Dapat dikatakan bahwa susu cair merupakan koloid. Pada erlenmeyer C ketika seberkas cahaya senter diberikan yang terjadi adalah cahaya tidak tembus, penghamburan cahaya sangat signifikan, dan belum sampai setengah dari badan erlenmeyer cahaya tidak lagi diteruskan. Hal ini terjadi karena partikel-partikel yang terdapat pada erlenmeyer C lebih besar lagi. Maka dapat dikatan pada campuran air dan pasir adalah suspensi.
Perlakuan ini termasuk proses menggunakan prinsip efek Tyndall. Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya tersebut akandihamburkannya sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan. Sedangkan jika cahayadilewatkan pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan diteruskannya. Sifat koloid yangseperti inilah yang dikenal dengan efek Tyndall dan sifat ini dapat digunakan untukmembedakan koloid dengan larutan sejati.
Perlakuan kedua dilakukan dengan proses penyaringan terhadap campuran A, B, dan C. Kami mengambil masing-masing 20ml campuran untuk disaring. Terdapat perbedaan hasil setelah kami melakukan proses penyaringan dengan kertas saring. Pada campuran A tidak terdapat endapan, hasil penyaringan tetap bening seperti semula. Pada campuran B memberikan hasil yang sama. Tidak terdapat endapan, dan hasil penyaringan tetap keruh. Sedangkan untuk campuran C terdapat endapan pada hasil penyaringan. Campuran ini bersifat heteroegen dan memiliki dua fase. Dapat dipastikan bahwa campuran C merupakan suspensi.
Perlakuan ketiga bertujuan agar dapat benar-benar membedakan antara larutan dan koloid maka dilakukan percobaan dengan alat sentrifugasi. Pada campuran A dan B dimasukkan pada tabung sentrifugasi yang berbeda sebanyak dua pertiganya. Kemudian kedua campuran ini disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 2000-3000 rpm. Namun kami tidak mendapatkan hasil apa-apa dikarenakan alat yang kami gunakan error (terjadi kesalahan).
Selanjutnya pada perlakuan pengukuran pH, kami menggunakan HCl untuk menurunkan pH sebanyak 2 satuan pada campuran A dan campuran B. pH awal pada masing-masing campuran adalah 7 kemudian diturunkan pH dengan memberi beberapa tetes HCl pekat. pH diukur kembali dan didapat pH campuran adalah 5. terdapat perubahan setelah ditambahkan HCl pekat pada campuran A menjadi sedikit pekat namun tidak terlalu kentara. Pada campuran B terlihat sedikit menggumpal. Perlakuan terakhir adalah dengan menambahkan tawan pada campuran A dan B. Pada saat campuran A ditambahkan tawa terlihat campuran menjadi sedikit keruh namun tidak terbentuk endapan atau gumpalan. Pada campuran B, terlihat menjadi lebih kental dan terdapat gumpalan. Sifat koloid ini disebut koagulasi, yaitu peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
· Efek Tyndall merupakan salah satu sifat koloid dengan prinsip penghamburan cahaya. Dengan menjatuhkan seberkas cahaya senter campuran A dibuktikan sebagai larutan sejati, campuran B adalah koloid, dan campuran C adalah suspensi.
· Sifat larutan tidak dapat disaring, koloid tidak dapat disaring dengan penyaring biasa, dan suspendi dapat disaring.
· Penambahakn tawas dapat menggumpalkan koloid (susu cair), hal ini sesuai dengan sifat koloid koagulasi.

Laporan Praktikum Koloid Laporan Praktikum Koloid Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid Laporan Praktikum Koloid Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid Laporan Praktikum Koloid Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid Laporan Praktikum Koloid Laporan Praktikum Koloid 
Laporan Praktikum Kimia Sifat-Sifat Koloid 
Laporan Praktikum Kimia Sifat-Sifat Koloid 
Laporan Praktikum Kimia Sifat-Sifat KoloidLaporan Praktikum Kimia Sifat-Sifat Koloid
Laporan Praktikum Kimia Sifat-Sifat Koloid
Laporan Praktikum Kimia Sifat-Sifat Koloid
Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid
Laporan Praktikum Koloid

Author:

Facebook Comment