LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Selamat Datang Ilmuan Kimia
Blog ini dirancang sebagai media yang diharapkan dapat membantu pengunjung dalam menyelesaikan berbagai Laporan Praktikum Kimia.
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA I

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

ABSTRAK
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida. Viskositas fluida dinotasikan dengan η (“eta”) sebagai rasio tegangan geser. Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar molekul dan struktur cairan. viskositas disebabkan karena ada gaya kohesi antara partikel zat cair. Alat yang di gunakan untuk mengukur besar nilai viskositas adalah viskometer dan metode yang biasa di gunakan yaitu metode Ostwald  berdasarkan hukum Poisulle yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan. Viskositas di pengaruhi suhu, tekanan, zat lain, berat molekul dan kekuatan ikatan antar molekul. Kloroform mempunyai nilai viskositas tertinggi dibandingkan etanol, aseton dan air. Ikatan hidrogen juga menyebabkan jarak antar molekul semakin kecil dan semakin besar suhu, maka densitas semakin kecil.
Kata kunci: viskositas, viskometer, tegangan geser, kohesi dan ikatan hidrogen.


BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Viskositas atau ukuran kekentalan suatu zat cair adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan gesek berbanding lurus dengan viskositas.
Fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai viskositas, yang dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari Poiseulle, metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode Poiseulle. Pada percobaan ini akan menghitung viskositas larutan yang berguna untuk menentukan tahanan fluida berdasarkan suhu yang berbeda- beda.
Viskositas dari suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Pada percobaan ini kita akan mempelajari tentang pengaruh suhu terhadap viskositas cairan. Cairan yang digunakan dapat bermacam-macam, namun pada percobaan ini cairan yang digunakan adalah aseton, kloroform dan etanol sedangkan air bertindak sebagai cairan pembanding. Dengan melakukan percobaan ini maka akan mengetahui cairan mana yang memiliki viskositas yang tertinggi.
1.2  Tujuan Percobaan
Menentukan viskositas cairan dengan metode oswald dan mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.
1.3  Prinsip Percobaan
Proses penentuan viskositas cairan dengan metode oswald dan pengaruh suhu terhadap viskositas cairan yang dilakukan dengan proses memasukan cairan ke dalam P dengan cara mengisap atau meniup cairan kebawa ke Q, dilakukan sampai melewati garis M. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur waktu yang diperlukan untuk mengalir dari M ke N. Saat cairan mengalir melalui kapiler C, tekanan penggerak tidak tetap dan pada setiap saat sama dengan h.g.p. Diukur pada suhu tertentu dengan viskometer  dan viskositas air sebagai pembanding. Pada percobaan ini juga untuk menentukan rapatan massa cairan pada suhu tertentu dengan menggunakan piknometer . prinsip ini banyak dijumpai pada pelumas mesin yang dikenal oli. Sebagai pelumas mesin, oli akan membuat gesekan lebih halus dan memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal.


LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Viskositas

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut (Ariyanti dkk, 2010). Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat namun ada yang mengalir secara lambat. Fluida yang mengalir lambat  seperti gliserin, madu dan minyak atso, ini dikarenkan mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas menentukan kecepatan mengalirnya cairan (Halliday dan resnick, 1985).
Viskositas adalah gesekan internal fluida. Gaya viskos melawan gerakan sebagian fluida relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah suatu pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari suatu sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas fluida dinotasikan dengan η (“eta”) sebagai rasio tegangan geser (Nugroho, 2012). Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar molekul dan struktur cairan. Fluida adalah zat – zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya. Apabila berada dalam kesetimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya gesek. Hukum viskositas newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut  fluida  tertentu maka tekanan gesek berbanding lurus dengan viskositas (sukardjo, 2002).
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara partikel zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut: apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer, mempunyai rapat massa dan berat jenis, dapat dianggap tidak termampatkan, mempunyai viskositas (kekentalan) dan mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan fluida (Atkins, 1997).
2.2 Aliran Laminer
Partikel – partikel fluida dalam aliran laminer bergerak disepanjang lintasan – lintasan lurus dan sejajar dalam lapisan – lapisan atau laminal. Besar kecepatan – kecepatan dari laminae yang berdekatan tidak sama (Giles, 1984).
Aliran laminar diatur dalam hukum yang menghubungkan tegangan gesek ke laju perubahan. Bentuk sudut, yaitu hasil kali kekentalan fluida dan gradien kecepatan atau T = m . d . v / d . v . kekentalan fluida tersebut dominan dan karenanya mencegah setiap kecenderungan menuju kondisi – kondisi turbulen (Keenan,1984).
2.3 Bilangan Reynolds

Bilangan Reynolds, yang tidak berdimensi, menyatakan perbandingan gaya – gaya inersia terhadap gaya – gaya kekentalan. Ditemukan bahwa batas atas aliran laminer yang memiliki arti penting dinyatakan oleh suatu bilangan reynolds sebesar kira – kira 2000 bilangan reynolds dinyatakan dengan persamaan berikut (Giles,1984).                                                                   
Faktor – faktor yang mempengaruhi viskositas adalah tekanan, temperatur, adanya zat lain, ukuran dan berat molekul, ikatan. Pengaruh viskositas tehadap tekanan yaitu viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangakan viskositas akan naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul – molekulnya memperoleh energi. Molekul – molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan tempertatur. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi meningkatkan viskositas air dan Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Viskositas juga akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen (Bird, 1994).
2.4 Analisa bahan
2.4.1 Akuades (H2O)
Akuades merupakan larutan tidak berwarna, titik didih 1000c, titik leleh 00. Akuades merupakan pelarut yang sangat baik, konstanta dielektriknya paling tinggi, netral, komposisi kalornya lebih tinggi dibandingkan cairan lain. Temperatur stabil pada titik beku, serta melarutakan banyak elektrolit dan daerah kestabilan redoksnya sangat luas (kusuma, 1983).
2.4.2 Aseton (CH3COCH3)
Aseton merupakan senyawa atsiri yang mudah terbakar dan tidak berwarna, memiliki rapatan sebesa 0,79. Titik lebur -95,4 0C, titik ddih 56,2 0C. Aseton adalah keton yang paling sederhana yang dapat bercampur dengan air. Senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan mentah pembuatan plastik. Dianjurkan menggunakan masker dan sarung tangan dalam pemakaiannya karena baunya yang menyengit dapat mengganggu pernapasan. (Daintith, 1994).
2.4.3 Etanol (C2H5OH)
Etanol adalah senyawa dengan formula (C2H5OH). Etanol berwujud cair, tidak berwarna, larut dicampir dalam air, eter, kloroform dan aseton. Etanol digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut organik, produk yang komersial mengandung sekitar 95,96% etanol (Basri, 2003).
2.4.4 Kloroform ( CHCl3)
Nama sistematiknya adalah triklorometana. Zat cair yang tidak berwarna, berbau harum dan beracun. Larut dalam alkohol,benzena dan air. Memiliki titik leleh -65,3 0C, titik didih 61 0C. Kloroform merupakan arsenik yang ampuh tetapi dapat merusak hati. Cara penangannya adalah dianjurkan memakai masker dan sarung tangan dalam pemakaian kloroform karena kloroform berbau tajam yang dapat merusak hati (Basri, 2003: Daintith, 1994).

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2  Pembahasan
Viskositas (kekentalan) berasal dari kata viscous. Suatu bahan ketika dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dahulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan, sehingga dapat diamati pengaruh viskositas cairan terhadap fungsi suhu. Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antara bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan oleh gaya kohesi didalam zat cair. Kekentalan disebabkan karena kohesi antara partikel zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai  kekentalan. Viskositas cairan merupakan suatu fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar molekul dan struktur cairan.
 Metode pengukuran viskositas terdiri dari viskometer kapiler / Ostwald pada metode ini viskositas ditetntukan dengan mengukur  waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui satuan tabung kapiler vertical. Waktu alir dari cairan yang diuji, dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui, biasanya air, untuk lewat antara dua tanda tersebut. Untuk melewati tanda pada viskometer di butuhkan suatu energi yang disebut dengan energi ambang viskometer oswald, energi ambang adalah energi yang diperlukan fluida atau zat cair untuk melewati garis M ke N dalam waktu tertentu. Jika ŋ1, ŋ2 dan ŋ3  maing-masing adalah viskositas dari cairan yg tidak diketahui dan cairan standar, p1 ,p2 dan p3 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1, t2dan t3 masing-masing adalah waktu alir dalam detik.
Besar kecilnya nilai viskositas suatu cairan di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekanan, temperatur, adanya zat lain, ukuran dan berat molekul, ikatan. Pengaruh viskositas tehadap tekanan yaitu viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu dan sebaliknya. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul – molekulnya memperoleh energi. Molekul – molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi meningkatkan viskositas air dan Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Viskositas juga akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen.
Pertama-tama diletakkan viskometer pada posisi vertikal kemudian dipipet sejumlah tertentu (10-15ml) cairan (akuades, kloroform, etanol dan aseton) yang telah dipanaskan dengan variasi suhu (20oC, 25oC, 30oC, 35oC) pada termostat dan di sediakan beaker berisi es  untuk mendinginkan cairan sesuai suhu yang di inginkan bila suhunya tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair. Lalu di masukkan larutan ke dalam reservoir A sehingga jika cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservior A kira-kira masih terisi setengahnya. Pengisian tidak di isi terlalu penuh karena cairan dapat tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap dengan ball pipet, cairan B dibawa sampai sedikit diatas garis m, kemudian dibiarkan cairan mengalir secara bebas. Dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan dari m ke n. Setiap variasi suhu, dilakukan tiga kali pengaliran air secara bebas, jadi waktu yang diperoleh ada tiga untuk lebih menambah keakuratan.
Setelah diperoleh waktunya, ditentukan massa jenis cairan pada suhu yang bersangkutan dengan piknometer dan ditimbang, hal ini dilakukan untuk melihat pengaruh suhu terhadap besarnya massa jenis setiap cairan. Dilakukan semua pengerjaan untuk cairan pembanding (akuades). Larutan sampel yang digunakan adalah aseton, kloroform dan etanol, penggunaan ketiga larutan tersebut karena memiliki viskositas (kekentalan) yag tidak jauh berbeda. Dalam percobaan digunakan viskometer yang sama. Harus menggunakan piknometer dan viskometer yang sama karena setiap alat tersebut  berbeda-beda massanya, hal ini dilakukan agar diperoleh data yang akurat dan sesuai dengan teori.
Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan menggunakan alat viskometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan tersebut akan makin stabil karena pergerakan partikel atau molekul cenderung sulit untuk bertumbukan dengan semakin kentalnya suatu bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi bahan.  Viskositas cairan  atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas suatu bahan atau cairan dipengaruhi oleh sifat ikatan molekulnya juga, cairan yang mempunyai molekul yang berikatan dengan atom hidrogen akan membentuk suatu ikatan hidrogen, cairan ini akan mempunyai viskositas yang tinggi karena ikatannya cendrung lebih kuat dan tidak mudah terputus pada saat mengalami perubhan suhu yang meningkat.
Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan. Suatu cairan dimana viskositas dinamiknya tidak tergantung pada temperatur, dan tegangan gesernya proposional (mempunyai hubungan liniear) dengan gradien  kecepatan dinamakan suatu cairan Newton. Perilaku viskositas dari cairan ini adalah menuruti Hukum Newton untuk kekentalan cairan. Setiap cairan mempunyai energi ambang atau energi minimum untuk molekul – molekul saling bertumbukan yang diperlukan cairan untuk melawan gaya grafitasi saat cairan turun dari garis M ke garis N pada viskometer oswald. Setiap cairan berbeda – beda energi ambang dimiliki, yang di tunjukan dengan waktu dipelukan cairan untuk turun dari garis M ke garis N dengan melawan gaya grafitasi.
Massa Jenis  dari suatu zat adalah besarnya gaya grafitasi yang bekerja pada suatu massa dari  suatu satuan volume, oleh sebab itu berat jenis dapat didefinisikan sebagai: berat  tiap satuan volume. Pada percobaan ini pertama – tama  dilakukan pengukuran massa jenis masing-masing zat yang akan digunakan, yaitu akuades, aseton, kloroform dan etanol, dengan suhu 20oC, 25oC, 30o C dan 35oC. Percobaan ini dilakukan dengan menimbang piknometer kosong yang bertujuan untuk mengetahui masa pikonometer kosong agar mengetahui masa sampel ketika dimasukkan kedalam piknometer. Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karena akan mempengaruhi hasil penimbangan. Pada percobaan ini di gunakan air sebagai cairan pembanding. Pilih air sebagai cairan pembanding karena air sudah diketahui viskositas dan massa jenisnya pada tiap suhu. Dilakukan variasi suhu bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara viskositas, massa jenis terhadap suhu. Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya.
Dari hasil analisis data percobaan, diperoleh bahwa etanol memiliki koefisien viskositas lebih rendah debandingkan aseton dan lebih kecil dibandingkan kloroform. Selain itu dapat juga diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun
. Namun pada percobaan ini nilai viskositas cairan tidak stabil turun seiring bertambahnya suhu hal ini disebabkan oleh penimbangan massa jenis larutan kurang teliti dan pada saat penimbagan  dan suhu larutan sudah cepat berubah tidak sama saat pertama pegukuran suhu sehingga mempengaruhi pengukuran massa jenisnya. Suhu dan massa jenis mempengaruhi viskositas cairan. Dari hasil perhitungan densitas pada setiap suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang densitas menunjukan kenaikan harga, namun terkadang pula densitas menunjukan penurunan harga. Hal ini dikarenakan massa yang diperoleh pada tiap bahan menunjukan angka yang naik turun.
Dari percobaan diperoleh hasil percobaan yaitu densitas bahan harga masing-masing viskositas tiap bahan dan grafik hubungan antara 1/T terhadap Ln η. Dari harga densitas yang diperoleh pada setiap suhu (20,25,30,35oC)  antara aseton (0,787 gram/ cm3, 0,786 gram/ cm3, 0,783 gram/ cm3, 0,781 gram/ cm3), kloroform (1,461 gram/ cm3, 1,459 gram/ cm3, 1,459 gram/ cm3, 1,454 gram/ cm3), etanol (0,802 gram/ cm3, 0,805 gram/ cm3, 0,802 gram/ cm3, 0,799 gram/ cm3) menunjukan bahwa nilai densitas air (0,9983gram/cm3, 0,9971 gram/cm3, 0,9957 gram/ cm3, 0,9941 gram/ cm3) lebih besar apabila dibandingkan dengan densitas aseton dan etanol namun lebih kecil dibandingakan etanol. Hal ini karenakan, massa air lebih besar daripada massa aseton dan eetanol. Dari hasil perhitungan densitas pada setiap suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang densitas menunjukan kenaikan harga, namun terkadang pula densitas menunjukan penurunan harga, Sehingga mempegaruhi viskositas cairan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, E.S. dan Agus, M, 2010, “Otomasasi Pengukuran Koefisien  Viskositas Zat Cair Menggunkan Gelombang Ultrasonik,” Jurnal Neutrino, voll. 2, No. 2 April 2010.
Atkins, p.w, 1997, “Kimia Fisika,” Erlangga, Jakarta.
Basri, s, 2003, “Kamus Lengkap Kimia ,” Erlangga, Jakarta.
Bird, T, 1994, “Kimia Fisik Untuk Universitas,” Gramedia Pustaka Utama, jakarta.
Daintith, 1994, “oxford; Kamus Lengkap Kimia,” Erlangga, Jakarta.
Giles, R.V, 1984, “Mekanika Fluida dan Hidraulika,” Erlangga, jakarta.
Halliday dan Resnick, 1985, “Fisika,” Erlangga, Jakarta.
Kusuma, S, 1983, “Pengetahuan Bahan-Bahan,” Erlangga, jakarta.
Nugroho, S.R. dan Hasto, S, 2012, “Identifikasi Fisis Viskositas Oli Mesin Kendaraan Bermotor Terhadap Fungsi Suhu Dengan Menggunkan Laser Helium Neon,”Jurnal Sains dan Seni, (2012) hal. 1–5.
Sukardjo,1990, “Kimia Anorganik,” Rineka Cipta. Jakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

PERTAYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan bilangan reynold dan bagaimana hubungannya dengan aliran laminar?
2. sebutkan cara lain yang digunakan untuk menentukan viskositas cairan!
Berikan penjelasan singkat.

JAWABAN PERTANYAAN
1. bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar .Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan (lanima-lamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut di tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai Bilangan Reynold lebih kecil dari 2300.
2. viskositas cairan dapat diukur dengan viskometer oswald selain itu juga dapat ditentukan dengan menggunakan alat lain seperti viskometer Hoopler, viskometer Brookfield termosel untuk uji viskositas aspal, Viskometer Cup and Bob, Viskometer Cone and Plate (Brookefield).


LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I TENTANG VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I TENTANG VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I TENTANG VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Author:

Facebook Comment